Halaman
27
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti
|
Bab II
Upaveda
Renungan
Tasmād Yajñat sarvahuta ṛcaḥ samani Yajñire,
chandaṁsi Yajñire Tasmād yajus Tasmād ajayata
Terjemahan:
Dari Tuhan Yang Maha Agung dan kepada-Nya umat Manusia
mempersembahkan berbagai Yajña, daripada-Nyalah muncul Ṛgveda
dan Sāmaveda.
Dari pada-Nya pula muncul Yajurveda dan Atharvaveda
(Grifith, 2000)
Kegiatan Siswa
Petunjuk :
Sebelum mempelajari materi tentang
upaveda
ini marilah kita diskusi bersama
teman di kelas tentang :
1. Apakah itu Veda sruti dan smrti?
2. Bagaimanakah Veda itu diturunkan ? dan siapakah penerimanya?
28
|
Kelas X SMA/SMK
A. Pengertian Upaveda
Memahami Teks
Agama Hindu sebagaimana agama-agama lainnya, juga memiliki kitab suci
yang disebut Veda. Veda adalah sumber dari ajaran Agama Hindu sebagai wahyu
Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Di dalam ajaran agama Hindu tersebut,
termuat tentang ajaran agama, kebudayaan, dan filsafat.
Umat Hindu berkeyakinan bahwa Veda bersifat anādi ananta, yakni tidak
berawal dan tidak berakhir dan sebagai Śabda Brāhmān. Sebagai Śabda, Veda
telah ada semenjak Tuhan Yang Maha Esa ada. Tradisi sekolah pada jaman Veda
dikenal dengan nama Sākhā yang pada awalnya berarti cabang dan kemudian
berarti tempat mempelajari Veda. Selanjutnya pengertian sākhā ini berkembang
menjadi sampradaya atau āśrama, yaitu tempat atau pusat mempelajari Veda. Kata
Veda berasal dari Bahasa Saṅskṛta yang artinya Ilmu Pengetahuan atau Pengetahuan
Suci.
Istilah
Upaveda
diartikan sebagai
Veda
yang lebih kecil dan merupakan
kelompok kedua setelah
Vedāngga
.
Upa
berarti dekat atau sekitar dan
Veda
berarti
pengetahuan dan dapat pula berarti
Veda
. Dengan demikiam Upaveda dapat
diartikan sekitar hal-hal yang bersumber dari
Veda
. Dilihat dari materi isinya
yang dibahas dalam beberapa kitab
Upaveda
, tampak kepada kita bahwa tujuan
penulisan
Upaveda
sama seperti
Vedāngga
. Hanya saja dalam pengkhususan untuk
bidang tertentu. Jadi sama seperti
Vedāngga
. Hanya saja pada pengkhususan ini
yang dibahas adalah aspek pengetahuan atau hal-hal yang terdapat di dalam
Veda
dan kemudian difokuskan pada bidang itu saja sehingga dengan demikian kita
memiliki pengetahuan dan pengarahan mengenai pengetahuan dan peruntukan
ilmu pengetahuan yang dimaksud.
Sumber: www.veda.wikidot.com
Gambar 2.1 Kesussastraan Hindu
29
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti
|
B. Kedudukan Upaveda dalam Veda
Memahami Teks
Veda Śruti dan Veda Smṛti adalah merupakan dua jenis kitab suci Agama
Hindu, yang dijadikan sebagai pedoman dalam penyebaran dan pengamalan
ajaran-ajarannya. Pengelompokan ini didasarkan pada system pertimbangan jenis,
materi dan ruang lingkup isi dari kitab-kitab tersebut yang sangat banyak. Berbagai
aspek tentang kehidupan yang ada di dunia ini ada diuraikan dalam kitab suci
Veda tersebut.
Kelompok Veda Śruti isinya memuat dan menguraikan tentang wahyu
Tuhan. Sedangkan kelompok Smṛti memuat tentang kehidupan Manusia dalam
bermasyarakat, bernegara dan semua didasarkan atas hukum, yang juga disebut
Dharma Śāstra. Dharma Berarti hukum, Śāstra berarti ilmu. Smṛti adalah kitab
suci Veda yang ditulis berdasarkan ingatan
oleh para Maharṣi yang bersumber dari
wahyu Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan
Yang Maha Esa. Karena itu kedudukannya
sama dengan kitab Veda Śruti. Menurut tradisi
dan lazim telah diterima dibidang ilmiah
istilah Smṛti adalah untuk menyebutkan
jenis kelompok Veda yang disusun kembali
berdasarkan ingatan. Penyusunan ini
didasarkan atas pengelompokan isi materi
secara lebih sistematis menurut bidang profesi.
Mengenai kedudukan Upaveda dalam
Veda, dilihat dari materi isinya sudahlah jelas sesuai arti dan tujuannya serta
apa yang menjadi bahan kajian dalam kitab Upaveda itu, maka Upaveda pada
dasarnya dinyatakan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Veda.
Tiap buku merupakan pengkhususan dalam memberi keterangan yang sangat
diperlukan untuk diketahui dalam Veda itu. Jadi kedudukannya sama dengan apa
yang kita lihat dengan
Vedāngga
. Kalau kita pelajari secara mendalam, maka
beberapa materi kejadian yang dibahas di dalam Purāna dan
Vedāngga
maupun
apa yang terdapat dalam Itihāsa, banyak dibahas ulang di dalam kitab Upaveda
dengan penajamam-penajaman untuk bidang-bidang tertentu.
Dengan demikian untuk meningkatkan pengertian dan pendalaman tentang
berbagai ajaran yang terdapat dalam
Veda, maka kitab
Upaveda akan dibicarakan
pokoknya saja satu persatu. Kitab
Upaveda artinya dekat dengan
Veda (
pengetahuan
suci) atau
Veda tambahan. Kitab
Upaveda terdiri dari beberapa cabang ilmu antara
lain
Itihāsa (Rāmāyana dan
Mahābhārata), Purāṇa,
Arthaśāstra,
Āyur Veda dan
Gandharwa
Veda.
Sumber: www.en.wikipedia.org
Gambar 2.2 Ṛgveda
30
|
Kelas X SMA/SMK
Kegiatan Siswa
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 3-4 orang siswa!
2. Siapkan kertas karton/manila!
3. Gambarlah bagan kodifikasi kitab
Upaveda yang dikerjakan secara
berkelompok!
4. Presentasikan di depan kelas!
C.
Itihāsa
Memahami Teks
Kitab Upaveda Smṛti,
Itihāsa ini merupakan kelompok kitab jenis epos,
wiracarita atau cerita tentang kepahlawanan. Pada umumnya pengertian
Itihāsa
adalah nama sejenis karya sastra sejarah Agama Hindu.Itihāsa adalah sebuah epos
yang menceritakan sejarah perkembangan raja-raja dan kerajaan Hindu dimasa
silam. Ceritanya penuh fantasi, roman, kewiraan dan disana-sini dibumbui dengan
mitologi sehingga member sifat kekhasan sebagai sastra spiritual. Didalamnya
terdapat beberapa dialog tentang sosial politik, tentang filsafat atau idiologi, dan
teori kepemimpinan yang diikuti sebagai pola oleh raja-raja Hindu. Kata
Itihāsa
terdiri tiga kata, yaitu iti-ha-asa, sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya.
Walaupun
Itihāsa merupakan kitab sejarah agama, namun secara materiil sangat
sulit untuk dijadikan pembuktian sejarah. Sebagai kitab sejarah banyak pula
memuat hal-hal yang menurut fakta sejarah masih dapat dibuktikan, termasuk
sosial politik, pertentangan berbagai suku bangsa yang ada antara berbagai
kerajaan yang kontenporer pada masa itu. Oleh karena itu peranan dan fungsi
Itihāsa tidak dapat di abaikan begitu saja. Ketika hendak mempelajari
Veda
dan perkembangannya, mempelajari sejarah
Agama
Hindu dan kebudayaannya,
berbagai konsep politik dan idiologi yang relevan, maka kitab
Itihāsa sangat
penting artinya untuk dipelajari. Secara tradisional jenis yang tergolong
Itihāsa
ada dua macam, yaitu
Rāmāyana dan
Mahābhārata
Kedua epos ini sangat terkenal di dunia dan memikat imajinasi masyarakat
Indonesia di masa silam hingga sekarang. Kedua kitab ini telah digubah ke
dalam sastra Jawa Kuno yang sangat indah. Ceritanya banyak diambil dalam
bentuk drama dan pewayangan. Demikian pula dalam seni pahat dan seni lukis
sangat gemar mengambil tokoh-tokoh dari cerita ini. Khusus dalam bab ini akan
meninjau kedua epos yang terbesar di dalam
Agama
Hindu, yaitu :
Rāmāyana dan
Mahābhārata.
31
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti
|
Kegiatan Siswa
1. Sebelum melanjutkan materi Ramayana marilah menonton film tentang cerita
yang ada dalam Ramayana (sumber Internet, DVD).
2. Tuliskan nama-nama tokoh yang ada dalam cerita tersebut !
3. Setelah menonton tayangan film Ramayana, apakah pendapatmu dari
tayangan tersebut tentang pesan moral yang dapat diteladani !
1. Rāmāyana
Memahami Teks
Cerita
Rāmāyana dalam sari patinya mengandung nilai-nilai pendidikan
tentang moral dan etika yang mengacu nilai-nilai agama atau nilai tentang
kebenaran agama yang hakiki yang artinya mengandung nilai-nilai kebenaran
yang bersifat kekal dan abadi. Dan cerita
Rāmāyana dapat dibedakan menjadi 7
bagian yang disebut Sapta Kanda.
Rāmāyana adalah sebuah epos yang
menceritakan riwayat perjalanan Rāmā dalam hidupnya di dunia ini. Rāmā adalah
tokoh utama dalam epos
Rāmāyana yang disebutkan sebagai awatara Visnu. Kitab
Purāna menyebutkan ada sepuluh awatara Visnu, satu diantaranya adalah Rāmā.
Kitab Rāmāyana adalah hasil karya besar dari
Mahārṣi Vālmīki. Menurut hasil
penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa
Rāmāyana tersusun atas 24.000
stansa yang dibagi atas 7 bagian yang setiap bagiannya disebut kanda. Ketujuh
dari kanda
Rāmāyana itu merupakan suatu cerita yang menarik dan mengasikkan,
karena ceritanya disusun dengan sangat sistematis
yang isinya mengandung arti yang sangat dalam.
Karena cerita yang dikandung oleh kitab
Rāmāyana
itu sangat mempesona dengan penuh idealisme
pendidikan moral, kewiraan serta disampaikan
dalam gaya bahasa yang baik, menyebabkan epos ini
sangat digemari diseluruh dunia. Pengaruhnya yang
sangat besar dirasakan diseluruh Asia dan ceritanya
dipahatkan sebagai hiasan candi-candi atau tempat-
tempat persembahyangan umat
Hindu. Demikian
pula nama-nama kota yang terdapat di dalamnya
banyak ditiru sebagai sumber inspirasi. Dengan
demikian
Rāmāyana menjadi sebuah Adikavya dan
Mahārṣi Vālmīki diberi gelar sebagai Adikavi.
Keahlian Vālmīki dalam kemampuannya memahami perasaan Manusia secara
mendalam, menyebabkan kitab
Rāmāyana dengan mudah dapat menguasai emosi
masyarakat dan sebagai apresiasi dari kata-kata tulis baru yang mengambil tema
dari
Rāmāyana. Di Indonesia misalnya gubahan yang dijumpai adalah
Rāmāyana
kekawin yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno. Sampai saat ini kekawi
Rāmāyana
Sumber: www.en.wikipedia.org
Gambar 2.3 Ilustrasi cerita
Rāmāyana
32
|
Kelas X SMA/SMK
oleh para peneliti dinyatakan sebagai karya sastra tertua di Indonesia. Kekawin ini
adalah
kekawin yang paling besar dan paling panjang dalam kesusastraan Jawa
Kuno.
Sumber asli dalam
kekawin
Rāmāyana itu adalah kitab Ravanavadha karangan
Bhatti, kitab ini sering juga disebut Bhattikavya. Secara tradisional
kekawin
Rāmāyan dikarang oleh Empu Yogisvara. Kitab-kitab gubahan
Rāmāyana
sesungguhnya sangat banyak kita jumpai di India ataupun di luar India, tetapi
semua kitab gubahan tersebut pada hakekatnya mengambil materi langsung
maupun tidak langsung dari
Rāmāyana karya Vālmīki.
Adapun isi singkat dari tiap-tiap kanda dari kitab
Rāmāyana dapat diuraikan
sebagai berikut:
1.
Bala Kanda
Menceritakan raja Daśaratha dari negeri Kosala dengan
ibu kotanya
Ayodhyā. Ia memiliki tiga orang istri, dan
dengan melaksanakan uacara putra kama yajña beliau
memperoleh putra. Kausalya yang berputra Rāmā
sebagai anak tertua, Kaikeyi yang berputra Bharata dan
Sumitra yanmg berputra Laksmana dan Satrughna.
2.
Ayodhyā Kanda
Dasaratha merasa sudah tua, maka ia hendak
menyerahkan mahkotanya kepada Rāmā. Namun
kehendak sang raja terhalang oleh permintaan Kaikeyi.
Diceritakan pula Rāmā, Lakṣmaṇa dan Sītā istrinya
meninggalkan
Ayodhyā. Tak lama kemudian Dasaratha
meninggal dan Bharata menolak untuk dinobatkan
menjadi raja. Ia pergi ke hutan mencari Rāmā.
Bagaimana pun ia membujuk kakaknya, Rāmā tetap
pendiriannya untuk mengembara terus sampai 14 tahun.
Dan diceritakan Bharata memerintah atas nama Rāmā.
3.
Aranyaka
Kanda
Kitab Aranyaka Kanda mengisahkan bagaimana
kehidupan Rāmā di hutan. Dan diceritakan pula kisah
Ravana pergi ketempat Rāmā, dengan maksud menculik
Sītā sebagai pembalasan terhadap penghinaan adiknya.
Marica seorang raksasa teman Ravana, menjelma
sebagai kijang emas, dan berlari-lari kecil di depan
kemah. Rama dan Sītā sangat tertarik, dan meminta
kepada suaminya untuk menangkap kijang itu. Ternyata
kijang itu tidak sejinak nampaknya, dan Rama makin
jauh dari tempat tinggalnya.
4.
Kiskindha
Kanda
Mengisahkan perjumpaan Rāmā dengan Sugriva, Rāmā
bersekutu dengan Sugriwa untuk memperoleh kerajaan
dan istrinya dan sebaliknya Sugriwa akan membantu
Rāmā untuk mendapatkan Sītā dari negeri Alengka.
33
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti
|
5.
Sundara Kanda
Menceritakan Hanuman, kera
kepercayaan Sugriwa,
pergi ke negeri Alengka untuk menemukan Sītā.
Hanuman ditahan oleh tentara Lengka. Diceritakan pula
bagaimana Hanuman menimbulkan kebakaran di kota
Lengka.
6.
Yudha Kanda
Dengan bantuan Dewa Laut tentara kera berhasil
membuat jembatan ke Lengka. Setelah itu terjadilah
pertempuran yang sengit, setelah Indrajit dan
Kumbakarna gugur, Rawana terjun ke dalam kancah
peperangan yang diakhiri dengan kemenangan di pihak
Rāmā dan Ravana terbunuh dalam peperangan tersebut.
Setelah peperangan selesai Vibhisana adik Ravana yang
memihak Rāmā diangkat menjadi raja di negeri Lengka
serta Sītā bertemu kembali dengan Rāmā.
7.
Uttara Kanda
Dalam bagian ini diceritakan bahwa kepada Rāmā
terdengar desas-desus bahwa rakyat menyangsikan
kesucian Sītā. Maka untuk memberi contoh yang
sempurna kepada rakyat diusirlah Sītā dari istana. Tibalah
Sītā di pertapaan Vālmīki, yang kemudian mengubah
riwayat Sītā itu wiracarita
Rāmāyana. Dipertapaan itu
Sītā melahirkan dua anak laki-laki kembar, Kusa dan Lva.
Kedua anak ini dibesarkan oleh Vālmīki. Waktu Rāmā
mengadakan Aswamedha, Kusa dan Lava hadir di istana
sebagai pembawa nyanyi-nyanyian
Rāmāyana yang
digubah oleh Vālmīki. Segeralah Rāmā mengetahui,
bahwa kedua anak laki-laki itu adalah anaknya sendiri.
Mka dipanggilah Vālmīki untuk mengantarkankembali
Sītā ke istana.
Setiba di istana, Sītā bersumpah, janganlah hendaknya
raganya diterima oleh bumi seandainya ia memang tidak
suci. Seketika itu belahlah dan muncul Dewi Pertiwi
di atas singasana emas yang didukung oleh ular-ular
naga. Sītā dipeluknya dan dibawanya lenyap ke dalam
bumi. Rāmā sangat sedih dan menyesal, tetapi tidak
dapat memperoleh istrinya kembali.ia menyerahkan
mahkotanya kepada kedua anaknya, dan kembali ia ke
kahyangan sebagai Visnu.
Sumber : Kamala Subramanyam, 2007
Tabel 2.1 Ringkasan
Rāmāyana karya Valmiki
34
|
Kelas X SMA/SMK
Kegiatan Siswa
1. Sebelum melanjutkan materi Mahabharata marilah menonton film
Mahabharata (Sumber DVD, internet).
2. Tuliskan nama-nama tokoh yang ada dalam cerita tersebut !
3. Setelah menonton tayangan film mahabharata, apakah pendapatmu dari
tayangan tersebut tentang pesan moral yang dapat diteladani.
2. Mahābrāta
Memahami Teks
Kitab Mahābhārata ditulis oleh Empu Wiyasa. Nyoman S. Pendit dalam
halaman pendahuluan Mahābhāratanya menyebutkan bahwa
Mahābhārata
dikarang oleh 28 Wiyasa (Empu sastra) yang dipersonifikasikan sebagai seorang
Mahārṣi Wiyasa (kakek
Pandawa dan
Kurawa). Kitab ini terdiri atas astadasaparwa
artinya 18 parwa atau 18 bagian atau jilid dan digubah dalam bentuk syair
sebanyak 100.000
sloka yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirathaparwa,
Udyogaparwa, Bismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa,
Striparwa, Santiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedaparwa, Asrāmāwasanaparwa,
Mausalaparwa, Prasthanikaparwa, Swargarohanaparwa.
1.Adiparwa
(Buku Pengantar)
Memuat asal-usul dan sejarah keturunan keluarga
Kaurawa dan
Pandawa; kelahiran, watak, dan sifat
Dritarastra dan Pandu, juga anak-anak mereka;
timbulnya permusuhan dan pertentangan di antara
dua saudara sepupu, yaitu Kaurawa dan
Pandawa;
dan berhasilnya
Pandawa memenangkan Dewi
Draupadi, putri kerajaan Panchala, dalam suatu
sayembara.
2. Sabhaparwa
(Buku Persidangan)
Melukiskan persidangan antara kedua putra
mahkota Kaurawa dan
Pandawa; kalahnya
Yudhistira dalam permainan dadu, dan
pembuangan
Pandawa ke hutan.
3. Wanaparwa
(Buku Pengembaraan di
Hutan):
Menceritakan kehidupan
Pandawa dalam
pengembaraan di hutan Kamyaka. Buku ini buku
terpanjang; antara lain memuat episode kisah Nala
dan Damayanti dan pokok-pokok cerita Ramayana .
35
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti
|
4. Wirataparwa
(Buku Pandawa di Negeri
Wirata)
Mengisahkan kehidupan
Pandawa dalam
penyamaran selama setahun di Negeri Wirata,
yaitu pada tahun ketiga belas masa pembuangan
mereka. Memuat usaha dan persiapan
Kurawa
dan
Pandawa untuk menghadapi perang besar di
padang Kurukshetra.
5. Udyogaparwa
(Buku Usaha dan Persiapan)
Memuat usaha dan persiapan
Kurawa dan
Pandawa
untuk menghadapi perang besar di padang
Kurukshetra.
6. Bhismaparwa
(Buku Mahasenapati
Bhisma)
Menggambarkan bagaimana balatentara
Kurawa di
bawah pimpinan Mahasenapati Bhisma bertempur
melawan musuh-musuh mereka.
7. Dronaparwa
(Buku Mahasenapati Drona)
Menceritakan berbagai pertempuran, strategi dan
taktik yang digunakan oleh balatentara
Kurawa
di bawah pimpinan Mahasenapati Drona untuk
melawan balatentara
Pandawa.
8. Karnaparwa
(Buku Mahasenapati Karna)
Menceritakan peperangan di medan Kurukshetra
ketika Karna menjadi mahasenapati balatentara
Kurawa sampai gugurnya Karna di tangan Arjuna.
9. Salyaparwa
(Buku Mahasenapati Salya)
Menceritakan bagaimana Salya sebagai
mahasenapati balatentara Karawa yang terakhir
memimpin pertempuran dan bagaimana
Duryodhana terluka berat diserang musuhnya dan
kemudian gugur.
10. Sauptikaparwa
(Buku Penyerbuan di waktu
malam)
Menggambarkan penyerbuan dan pembakaran
perkemahan
Pandawa di malam hari oleh tiga
kesatria Kaurawa.
11. Striparwa
(Buku Janda)
Menceritakan tentang banyaknya janda dari kedua
belah pihak yang bersama dengan Dewi Gandhari,
permaisuri Raja Dritarastra, berdukacita karena
kematian suami-suami mereka di medan perang .
12. Shantiparwa
(Buku Kedamaian Jiwa)
Berisi ajaran-ajaran Bhisma kepada Yudhistira
mengenai moral dan tugas kewajiban seorang raja
dengan maksud untuk memberi ketenangan jiwa
kepada kesatria itu dalam menghadapi kemusnahan
bangsanya.
13. Anusasanaparwa
(Buku Ajaran)
Berisi lanjutan ajaran dan nasihat Bhisma kepada
Yudhistira dan berpulangnya Bhisma ke surgaloka.
36
|
Kelas X SMA/SMK
14.Aswamedhikaparwa
(Buku Aswamedha)
Menggambarkan jalannya upacara Aswamedha dan
bagaimana Yudhistira dianugerahi gelar Maharaja
Diraja.
15.Asramaparwa
(Buku Pertapaan)
Menampilkan kisah semadi Raja Dritarastra, Dewi
Gandhari dan Dewi Kunti di hutan dan kebakaran
hutan yang memusnahkan ketiga orang itu.
16.Mausalaparwa
(Buku Senjata Gada)
Menggambarkan kembalinya Balarama dan
Krishna ke alam baka, tenggelamnya Negeri
Dwaraka ke dasar samudera, dan musnahnya
bangsa Yadawa karena mereka saling membunuh
dengan senjata gada ajaib.
17.Mahaprashthanikaparwa
(Buku Perjalanan Suci)
Menceritakan bagaimana Yudhistira meninggalkan
takhta kerajaan dan menyerahkan singgasananya
kepada Parikeshit, cucu Arjuna, dan bagaimana
Pandawa melakukan perjalanan suci ke puncak
Himalaya untuk menghadap Batara Indra.
18.Swargarohanaparwa
(Buku Naik ke Surga)
Menceritakan bagaimana Yudhistira, Bhima,
Arjuna, Nakula, Sahadewa dan Draupadi sampai
di pintu gerbang surga, dan bagaimana ujian serta
cobaan terakhir harus dihadapi Yudhistira sebelum
memasuki surga.
Sumber: diapdatasi dari Kamala Subramanyam, 2003
Tabel 2.2 Ringkasan Mahābārata karya Vyasa
37
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti
|
Kegiatan Siswa
Kerjakan pada lembaran lain.
1. Coba kamu tuliskan secara singkat pesan moral yang terkandung dalam masing-
masing kanda dalam cerita
Rāmāyana dengan mengikuti tabel sebagai berikut !
Nama Kanda
(Kanda 1-7)
Pesan Moral
2. Coba kamu tuliskan secara singkat pesan moral yang terkandung dalam masing-
masing parwa dalam cerita
Mahābhārata!
Nama
Parwa
(
Parwa 1-18)
Pesan Moral
Paraf Guru
Paraf Orang Tua
Nilai
(........................................)
(........................................)
38
|
Kelas X SMA/SMK
D.
Purāna
Memahami Teks
a.
Pengertian
Purāna
Kata Purāna berarti tua atau kuno. Kata ini dimaksudkan sebagai nama
jenis buku yang berisikan ceritera dan keterangan mengenai tradisi-tradisi
yang berlaku pada jaman dahulu kala. Berdasarkan bentuk dan sifat isinya,
Purāna adalah sebuah
Itihāsa karena di dalamnya memuat catatan-catatan
tentang berbagai kejadian yang bersifat sejarah. Tetapi melihat kedudukanya,
Purāna adalah merupakan jenis kitab
Upaveda yang berdiri sendiri, sejajar
pula dengan
Itihāsa. Ini tampak kepada kita ketika kita membaca keterangan
yang menjelaskan bahwa untuk mengetahui isi Weda dengan baik, kita harus
pula mengenal
Itihāsa,
Purāna dan Ākhyāna. Dengan penjelasan ini kiranya
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
Purāna adalah kitab yang
memuat berbagai macam tradisi atau kebiasaan dan keterangan-keterangan
lainnya, baik itu tradisi atau kebiasaan dan keterangan-keterangan lainnya,
baik itu tradisi lokal, tradisi keluarga, dan lainnya.
b.
Pokok-pokok isi
Purāna
Pada garis besarnya, hampir semuah
Purāna memuat ceritera-ceritera yang
secara tradisional dapat kita kelompokan kedalam lima hal, yaitu:
1) Tentang Kosmogoni atau mengenai penciptaan alam semesta.
2) Tentang hari kiamat atau Pralaya.
3) Tentang Silsilah raja-raja atau dinasti raja-raja
Hindu yang terkenal.
4) Tentang masa Manu atau Manwantara.
5) Tentang sejarah perkembangan dinasti Surya atau Suryawangsa dan
Chandrawangsa.
Kelima hal itu dirumuskan dalam kitab Wisnu
Purāna III.6.24,
mengantarkan sebagai berikut: ”Sargaśca pratisargaśca wamśo manwantarāni
ca, sarwesweteṣu kathyante waṃśān ucaritam ca yat”.
Dari ungkapan itu, jelas Viṣṇu
Purāna mencoba memberi batasan tentang
isi
Purāna pada umumnya dan dapat disimpulkan sebagaimana dikemukakan
di atas. Di samping kitab Viṣṇu
Purāna, banyak lagi kitab-kitab
Purāna
lainya yang isinya tidak hanya terbatas kepada kelima hal itu saja, melainkan
memberi keterangan berbagai hal termasuk berbagai macam upacara Yajña
dengan penggunaan mantranya, ilmu penyakit, pahala melakukan dana
punia, berbagai macam jenis upacara Yajña dengan penggunaan mantranya,
ilmu penyakit, pahala melakukan Tirthayatra, berbagai macam jenis upacara
keagamaan, peraturan tentang cara memilih dan membangun tempat ibadah,
39
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti
|
peraturan tentang cara melakukan peresmian Candi, sejarah para dewa-dewa,
berbagai macam jenis batu-batuan mulia banyak lagi hal-hal yang sifatnya
memberi keterangan kepada kita tentang sifat hidup di dunia ini.
Dari berbagai keterangan ini akhirnya kita dapat simpulkan bahwa Kitab
Purāna banyak sekali memberikan keterangan yang bersifat mendidik, baik
mengenai ajaran Ketuhanan (
Theologi
) maupun cara-cara pengamalanya.
Hanya saja sayangnya, sifat pedadogi yang diberikan sangat disederhanakan
dan pada umumnya satu kitab akan bersifat fanatik pada cara penerangan dan
pendiriannya, sering tanpa disadari telah menimbulkan dampak yang memberi
citera yang kurang menguntungkan seperti teori Theisme melahirkan konsep
Pantheisme hanya karena sekedar untuk memberi contoh-contoh untuk yang
kurang mendalam.
Dengan adanya keterangan yang bersifat hetrogin, secara tidak langsung
telah menimbulkan kesan adanya sifat
Politheisme
dan bermadzab-madshab.
Secara ilmiah, pada dasarnya kitab
Purāna bertujuan untuk memberi keterangan
secara metodelogis yang amat penting dalam memberi keterangan tentang
ajaran Ketuhanaan itu sendiri. Apa bila kita tidak membaca seluruh
Purāna dan
tidak membatasi diri kita maka kita akan secara tidak sadar terbawa pada satu
pandangan yang mengelirukan. Dan ini bukan maksudnya demikian adanya
Kitab Purāna itu.
Menurut catatan yang dapat dikumpulkan, pada mulanya kita memiliki
kurang lebih 18 kitab
Purāna, yaitu masing-masing namanya adalah:
1. Brahmānda Purāna.
2. Brahmawaiwarta
Purāna.
3. Mārkandeya Purāna.
4. Bhawisya Purāna.
5. Wāmana
Purāna.
6. Brahama
Purāna atau adhi Purāna.
7. Wisnu Purāna.
8. Nārada
Purāna.
9. Bhāgawata
Purāna.
10. Garuda Purāna.
11. Padma Purāna.
12. Warāha
Purāna.
13. Matsya Purāna.
14. Karma Purāna.
15. Lingga Purāna.
16. Siwa Purāna.
17. Skanda Purāna.
18. Agni Purāna.
40
|
Kelas X SMA/SMK
Selanjutnya yang perlu kita ketahui bahwa di Bali kita menemukan pula
sejenis
Purāna yang dinamakan dengan nama kitab Purāna pula, yaitu Rāja
Purāna. Kitab Purāna ini dapat kita tambahkan ke dalam delapan belas Purāna
yang ada. Kitab Rāja Purāna berisikan banyak catatan mengenai silsilah raja-
raja yang pernah menerima di Bali dan hubunganya dengan Jawa.
c.
Pembagian jenis
Purāna
Kitab Purāna secara menyeluruh dapat kita kelompokan-kelompokan ke
dalam tiga kelompok. Pengelompokan Kitab Purāna ini didasarkan pada isinya.
Sebagai mana kita ketahui kitab
Purāna menonjolkan sifat ke sekteannya.
Jika diperhatikan keseluruh Purāna sebagai sumber ajaran theologi, tampak
kepada kita seakan-akan adanya
polytheisme
karena setidak-tidaknya
akan terlihat adanya tiga wujud sifat
kekuasaan, yang umum kita kenal
dengan Tri Murti, yaitu Brahama,
Wisnu dan Siwa. Berdasarkan ketiga
sifat hakekat itu yang kemudian
merupakan perwujudan dari masing-
masing madzab dalam Agama Hindu,
Sumber: www.dollsofindia.com/13:@3wib/18012015
Purāna seluruhnya dikelompokan ke
Gambar 2.
4
Ilustrasi dalam Vishnu Purana
dalam tiga macam kelompok, yaitu :
Satwika
Rajasika
Tamasika
Purana
Visnu
Brahma
Siva
Narada
Brahmawaiwarta
Lingga
Bghagavata
Markandeya
Skanda
Garuda
Bhawisya
Matsya
Padma
Wamanta
Agni
Waraha
Brahmanda
Kurma
1.
Kelompok Satvika
Kelompok Purāna
ini mengutamakañ Wisnu sebagai Dewatanya. Dewa
Wisnu adalah salah satu bentuk sifat Tuhan Y.M.E. Sebagai Wisnu di
dalam ke enam kitab
Purāna Wisnu menempati kedudukan yang tertinggi
dan kadang kala ia juga diceritakan dalam berbagai wujud inkarnasinya
(Awataranya).
2.
Kelompok R
ajasika (Rajasa) Purāna
Kelompok Rājasika ini, Dewa Brahma merupakan Dewatanya yang
paling utama. Dari nama-nama itulah kita dapat menyimpulkan bahwa
41
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti
|
tokoh Dewatanya adalah Brahma. Adanya nama-nama seperti Mārkandeya
di dalam tradisi yang di kenal di Bali, dan adanya Kitab Brahmanda Purāna
yang sering disebut-sebut terdapat di Bali, Kesemuanya itu hanya dapat
membuktikan bahwa di Bali pada zaman dahulu pernah berkembang
madzab Brahmanisme di samping madzab Waisnawa atau Bhāgawata.
3.
Kelompok
Tamasika (Tamasa) Purāna
Kelompok yang ketiga ini terdiri atas enam buah Kitab Purāna juga.
Menurut isinya, Kitab Purāna ini banyak memuat penjelasan Dewa Siwa
dengan segala Awataranya, di samping itu terdapat pula Dewa Wisnu,
seperti dalam Kurma Purāna. Matsya Purāna membahas tentang berbagai
macam upacara titualia keagamaan, tentang firasat, dan banyak pula cerita
mengenai sejarah dan para Resi dan Dewa-dewa.
Agni
Purāna yang merupakan Purāna terbesar digolongan Tamasa
Purāna, dikenal pula dengan nama Mahā Purāna. Nama ini menunjuk
akan kebesaran dan keluasan isi Agni
Purāna disamping Matsya Purāna.
Berdasarkan catatan yang ada, Agni Purāna dibagi atas pokok, yaitu:
1)
Y
ang pertama, sesuai dengan materinya disebut Sawarahasya-Kanda.
2)
Y
ang kedua merupakan Waisnawa Purāna dan sebagai pelengkap pada
Waisnawa Pancarata, membahas mengenai Vedanta dan Gita.
3)
Y
ang ketiga di dalamnya membahas aspek Saigwasma dan memuat
beberapa pokok ajaran mengenai ritualia menurut tantrayana.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Agni Purāna merupakan
hasil karya Bhagawan Wasiṣṭha. Berdasarkan penjelasan dari Agni Purāna,
dikemukakkan bahwa banyak cabang ilmu yang kemudian dikembangkan
dinyatakan berasal dari Agni
Purāna dan pernyataan ini mungkin
sifatnya dibesar-besarkan saja. Berdasarkan kitab Agni Purāna inilah kita
mendapatkan keterangan bahwa ilmu
pengetahuan itu dibedakan atas dua
macam, yaitu:
1)
Para
widya, yaitu
pengetahuan yang menyangkut masalah ketuhanan
Y.M.E. dan dinyatakan sebagai pengetahuan tertinggi.
2)
Apara widya, yaitu penget
ahuan yang menyangkut masalah duniawi.
Dari perumusan isi itu, jelas Agni
Purāna memuat keterangan yang amat
luas dan bermanfaat untuk diketahui. Yang paling penting kemanfaatan
Agni
Purāna adalah karena justru kitab ini memuat keterangan yang amat
bermanfaat mengenai
iconografi
arca untuknya dengan mempelajari kitab-
kitab
Purāna itu dimaksudkan tingkat kebaktian dan keimanan seseorang
akan dapat lebih mantap dan berkembang.
42
|
Kelas X SMA/SMK
d. Kitab Upa
Purāna
Di
samping ke delapan belas
Purāna pokok itu, kita banyak mencatat adanya
jenis-jenis Kitab Purāna yang lebih kecil dan
suplemeter
sifatnya. Kelompok
itu kita kenal dengan nama Upa
Purāna. Umunya jenis Kitab Upa Purāna ini
banyak ditulis oleh Bhagawan Wyāsa isinya sangat singkat dan pendek. Kitab
ini terdiri dari :
Sanatkumara
Narasimha
Naradiya
Siva
Durvasa
Kapila
Manava
Usana
Varuna
Kalika
Samba
Saura
Aditya
Maheswara
Devibhagavatam
Vasistha
Visnudharmottara
Nilamata
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa Purāna banyak memberi informasi
yang bermanfaat kepada kita terutama dalam bidang pelaksanaan ajaran
keagamaan atau Ācāra. Dengan tujuan untuk melengkapi keterangan yang
diperlukan untuk memahami Weda, kitab
Purāna itu sedikit banyaknya sangat
bermanfaat. Kecuali untuk membuktikan sejarah secara materiil hanya baru
dapat kita pergunakan apa bila didukung oleh penemuan arkeologi lainya.
Uji Kompetensi
1.Apakah yang dimaksud dengan Purāna?
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Sebutkan dan jelaskan pembagian 3 kelompok Purāna !
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
43
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti
|
3. Berdasarkan kitab Agni Purāna
kita mendapatkan keterangan bahwa ilmu
pengetahuan itu dibedakan atas dua macam.Sebutkan dan jelaskanlah !
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Kegiatan Siswa
Petunjuk :
1.
Bentuklah k
elompok 3-4 orang siswa
2.
Amatilah ta
yangan TV yang sedang terjadi sekarang tentang pemerintahan
Indonesia
3.
T
uliskan isi berita tersebut
4.
Presentasikan di depan kelas
`
E.
Arthaśāstra
Memahami Teks
Adapun jenis
Upaveda yang paling penting adalah yang tergolong Arthaśāstra.
Arthaśāstra adalah ilmu tentang politik atau ilmu tentang pemerintahan. Dasar-
dasar ajaran
Arthaśāstra terdapat di hampir semua bagian kitab sastra dan Veda
yang penting. Di dalam Rg Veda maupun Yajurveda terdapat pula pokok-pokok
pemikiran mengenai
Arthaśāstra. Penjelasan lebih lengkap dapat ditemukan dalam
Kitab Itihāsa dan Purāna.
Kitab Mahābhārata dan Rāmāyana boleh dikatakan memuat pokok-pokok
ajaran
Arthaśāstra dengan nama Rājadharma. Mulai pada abad ke VI SM, bentuk
naskah
Arthaśāstra mulai memperlihatkan bentuknya yang lengkap dan sempurna
setelah Dharmaśāstra meletakkan pokok-pokok pikiran mengenai Arthaśāstra
itu. Pada abad ke IV SM., Kautilya menulis bukunya yang pertama dengan nama
Arthaśāstra. Kitab Arthaśāstra inilah yang dianggap paling sempurna sehingga
dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa Kautilya atau Canakya atau
Viṣṇugupta dapat kita anggap sebagai Bapak Ilmu politik Hindu.
Relevansi isi Arthaśāstra yang masih relevan dengan alam pikiran politik
modern di Barat, terdapat di dalam ungkapan Kitab Arthaśāstra itu. Karena itu
untuk mendalami ilmu politik
Hindu dianjurkan agar di samping membaca
Itihāsa
dan
Purāna, supaya membaca Dharmaśāstra dan Arthaśāstra karya Canakya itu.
Dari berbagai tulisan, dapat disimpulkan bahwa istilah Arthaśāstra adalah bukan
44
|
Kelas X SMA/SMK
satu-satunya istilah yang dikenal dalam kitab sastra
Veda. Mengenai penulis di
bidang
Arthaśāstra pun banyak pula. Nama-nama yang banyak disebut antara lain
:
Manu, Yajñavalkya, Usaṇa, Bṛhaspati, Visalaksa, Bharadvāja, Parasara dan yang
terakhir dan paling banyak disebut-sebut adalah Kautilya sendiri.
Dalam
Arthaśāstra terdapat empat
aliran pokok. Perbedaan tampak
dari sistem penerapan ilmu politik
berdasarkan ilmu yang diterima
sebagai system untuk mencapai tujuan
hidup Manusia (Purusārtha). Bhagavad
Sūkra yang menulis
Arthaśāstra
dengan nama Śukrānitiśāstra. Buku
ini berisikan ajaran-ajaran teori ilmu
politik yang ditulis dalam ± 2200 sair.
Disamping itu Kamāṇdaka juga telah
menulis
Nitiśāstra yang semuanya
memberi pandangan yang luas tentang
ilmu politik.
Kitab ini ditulis oleh Kautilya saat mana keadaan politik di negeri India kacau,
para pejabat atau bangsawan sibuk berpestapora, negara tidak terurus, korupsi
merajalela di sana-sini, yang menjadi korban adalah rakyat, rakyat dibebani
berbagai macam pajak dan iuran atau pungutan yang tidak perlu. Terlebih lagi
India saat itu mengalami ancaman ekspedisi militer dari Kaisar Alexander Yang
Agung raja Yunani. Sebagai seorang yang terpelajar, cerdas dan perduli dengan
keadaan rakyat Kautilya memberikan kritik pada kekuasaan saat itu, namun
penguasa saat itu menghinanya. Hal ini tidak menyurutkan semangat dari Kautilya
untuk memperjuangkan hak-hak rakyat. Dia bertekad membangun kekuatan
rakyat untuk meruntuhkan kekuasaan yang korup.
Langkah awal yang diambilnya adalah membangun kesadaran rakyat terhadap
negara, ini dilakukannya dengan berkeliling ke seluruh wilayah India. Setelah
kesadaran rakyat terhadap negara terbangun maka beliau mengajarkan tentang
kekuasaan, merebut kekuasaan, mempertahankan kekuasaan dan memfungsikan
kekuasaan sebagai istrumen kesejahteraan sosial. Kautilya mengajarkan bagaimana
menjatuhkan para penguasa yang korup dengan memanfaatkan Indria (nafsu),
yaitu dengan membiarkan mereka terjebak dalam kubangan nafsu, sebaliknya
kekuatan rakyat digalang dengan melakukan pengendalian Indria (nafsu) seperti
yang diajarkan dalam Kitab suci
Veda.
Chanakya bersama rakyat berhasil menjatuhkan penguasa dengan menjebak
para penguasa pada kubangan nafsu (Indria) mereka. Beliau menobatkan muridnya
Chandragupta menjadi Raja kerajaan saat itu. Seorang pemuda dari rakyat jelata,
golongan
sudra. Sejak itu kerajaan dikuasai oleh rakyat dan pemimpin yang mau
melayani rakyat. Kerajaan ini kemudian berkembang pesat sehingga mampu
Sumber: www.indianetzone.com
Gambar 2.5 Kautilya
Arthaśāstra
45
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti
|
menguasai sebagian besar India selatan. Kerajaan ini kemudian dikenal dengan nam
Kerajaan Asoka. Kerajaan ini merupakan pusat perkembangan kebudayaan yang
berbasiskan rasionalitas yang dirintis sejak Upaniṣad dan Buddha sekitar tahun
600 SM. Raja Asoka generasi dari Chandragupta, menghapuskan deskriminasi
sosial dan mengumumkan penghapusan segala tindak kekerasan untuk mencapai
tujuan apapun dalam wilayah kekuasaanya.
Uji Kompetensi
1.
Jelaskanlah
pendapat anda tentang politik dan tata pemerintahan dari sudut
pandang Agama
Hindu!
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
2.
Menurut
pendapatmu, apakah ajaran yang termuat dalam kitab-kitab yang
tergolong Arthaśāstra masih relevan dengan perkembangan politik pemerintahan
dewasa ini?
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
3.
Jelaskan
pendapatmu tentang peran pemimpin dalam Membangun kesadaran
rakyat terhadap negaranya untuk mewujudkan negara yang makmur dan sejahtera!
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
46
|
Kelas X SMA/SMK
F. Āyur Veda
Memahami Teks
Āyur Veda adalah sebuah pengetahuan pengobatan yang bersumber dari Kitab
Upaveda Smerti. Kitab Āyurveda berbeda dengan Kitab Yajurveda. Sering sekali
kedua kitab ini dianggap sama. Padahal kitab Āyurveda mengulas tentang
bagaimana tata caranya agar tetap sehat dan berumur panjang. Kitab ini berada di
dalam sub kelompok Veda Smerti Upaveda.
Sedangkan Kitab Yajurveda yang membahas tentang yadnya merupakan bagian
dari kelompok Mantra Veda Śruti. Isi kitab Āyurveda lebih banyak mengacu atau
merujuk pada kitab Mantra Atharwaveda, bukan kepada kitab Mantra Yajurveda
Istilah Āyurveda berarti ilmu yang menyangkut bagaimana seseorang dapat
mencapai panjang umur. Āyu artinya baik dalam artian panjang umur. Kitab
Āyurveda isinya tidaklah hanya menguraikan tentang penyakit, pengobatan dan
penyembuhan, seperti banyak di perkirakan orang. Ulasannya jauh lebih luas dari
itu. Isinya menyangkut berbagai
pengetahuan
tentang kehidupan Manusia (Bhuana Alit)
yang hidup di dunia ini (Bhuana Agung),
terutama yang berkaitan dengan berbagai
upaya agar Manusia dapat hidup sehat dan
berumur panjang. Kitab ini juga membahas
pengetahuan mengenai biologi, anatomi,
dan berbagai macam pengetahuan mengenai
jenis-jenis tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai tanaman obat. Menurut isi kajian
yang di bahas di dalam berbagai macam jenis
Āyurveda, keseluruhannya dapat dibagi atas
delapan bidang, yaitu :
a.
Śalya, yaitu
ilmu tentang bedah dan cara-cara penyembuhannya
b.
Salakya, ya
itu ilmu tentang berbagai macam penyakit pada waktu itu
c.
Kāyacikitsa
, yaitu ilmu tentang jenis dan macam obat-obatan
d.
Bhūtawidya
, yaitu ilmu pengetahuan psikoterapi
e.
Kaumārabh
ṛtya, yaitu ilmu tentang pemeliharaan dan pengobatan penyakit
anak-anak termasuk pula cara perawatannya.
f.
Agadatantra
, yaitu ilmu tentang pengobatan atau toxikologi
g.
Rasāyamata
ntra, yaitu tentang pengatahuan kemujizatan dan cara-cara
pengobatan non medis.
h.
W
ajikaranatantra, yaitu ilmu tentang pengetahuan jiwa remaja dan
permasalahannya.
Sumber : dreamstimes.com/10:23 WIB/10012015
Gambar 2.6 : Ilustrasi Ayur veda dan Bahan
yang digunakan.
47
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti
|
Menurut keterangan dari berbagai kitab Āyurveda ada petunjuk yang
menegaskan bahwa Āyurveda asal mulanya dirintis oleh Atreya Purnawasu
disekitar abad ke VI SM, jauh sebelum Buddha. Kemudian oleh beliau
diajarkannya kepada Caraka dan Dhṛdhabala yang kemudian oleh mereka
menghimpunnya dalam bentuk buku baru dengan nama Caraka Samhitā. Isinya
merupakan himpunan ilmu obat-obatan. Dari Caraka Samhitā lebih jauh mendapat
keterangan mengenai pengelompokan berbagai bidang ajaran Āyurveda yang
pada dasarnya sama terdiri atas delapan bidang studi kasus, yaitu :
a.
Sūtrasthāna
, yaitu bidang ilmu pengobatan
b.
Nidānasthān
a, yaitu bidang ilmu yang membicarakan berbagai macam
penyakit yang paling pokok saja.
c.
W
imānasthāna, yaitu bidang ilmu yang mempelajari tentang phatologi,
tentang ilmu pengobatan dan kewajiban yang harus dipenuhi dan dipatuhi
oleh seorang dokter medis.
d.
Indriyasthān
a, yaitu ilmu yang mempelajari cara diagnose dan prognosa
e.
Saristhāna,
yaitu bidang ilmu yang mempelajari tentang anatomi dan
embriologi.
f.
Cikitsāsthān
a, yaitu bidang ilmu yang mempelajari secara khusus tentang
ilmu terapi
g.
Khalpasthāna, dan
h.
Siddhi.
Hidup itu merupakan
perpaduan antara raga sarira atau stula sarira (badan
kasar), suksma sarira (badan halus), manah (kemampuan berpikir), indriya
(kemampuan mengindera), dan atma (jiwatman). Manusia yang dianggap hidup
adalah Manusia yang mampu melaksanakan aktivitas utama hidupnya (
karma
purusḥa), mampu melakukan dharma, sebagai suatu akumulasi atau perpaduan
keseimbangan antara unsur tri dosḥa (cairan humoral) yang berada di dalam
tubuh, sapta dhatu (jaringan tubuh), dan tri mala (limbah buangan, ekskreta).
Jaringan tubuh atau sapta dhatu yaitu rasa (plasma), rakta (darah), mamsa (otot),
meda (lemak), asthi (tulang), majja (sumsum), dan sukra (energi vital) akan
dapat berfungsi optimal bila unsur tri dosḥa (vata, pitta, kapha) berada dalam
keadaan seimbang dan mala (buang air besar, buang air kecil, keringat) dibuang
secara teratur. Berkeringat setiap saat, kencing setiap 8 jam, dan berak setiap 24
jam adalah bentuk mala yang harus dibuang secara teratur dari tubuh. Bila ini
tidak dilakukan tidak terjadi maka keseimbangan dalam tubuh akan terganggu.
Akibatnya Manusia itu akan jatuh sakit.
Di dalam pengobatan tradisional Bali, Kitab Āyurveda ini dikenal dengan
nama
lontar Usada atau Kitab Usada. Isinya tidaklah persis sama seperti apa yang
ditulis di dalam Āyurveda. Ada berbagai kearifan lokal yang masuk dan terdapat
di dalam
lontar Usada. Unsur tri dosḥa yang terdiri dari unsur vata (angin, udara),
pitta (api) dan kapha (air).
48
|
Kelas X SMA/SMK
Kegiatan Siswa
Diskusikanlah dengan orang tua anda tentang tumbuh-tumbuhan yang memiliki
khasiat untuk pengobatan ! Laporkanlah hasilnya dalam bentuk portofolio!
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
G. Gandharwa Veda
Mengamati
1.
T
uliskan kesenian yang ada di lingkungan tempat tinggal masing-masing !
2.
T
uliskan jenis kesenian yang pernah kamu lihat pada acara keagamaan Hindu!
Memahami Teks
Gandharwaveda sebagai kelompok Upaveda, menduduki tempat yang penting
dan ada hubungannya dengan Sama
Veda. Di dalam kitab Purāna kita jumpai pula
keterangan mengenai
Gandharwa Veda. Gandharwaveda juga mengajarkan
tentang tari, musik atau seni suara. Adapun nama-nama buku yang tergolong
Gandharwaveda tidak diberi nama Gandharwaveda, melainkan dengan nama lain.
Sumber: http://www.mnartists.org/11:13wib/14012015
Gambar 2.7 Gamelan sebagai penerapan Gandharva Veda di Indonesia
49
Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti
|
Penulis terkenal Sadasiwa, Brahma dan Bharata. Bharata menulis buku yang
dikenal dengan Natyasāstra, dan sesuai menurut namanya, Natya berarti tari-
tarian, karena itu isinya pun jelas menguraikan tentang seni tari dan musik.
Sebagaimana diketahui musik, tari-tarian dan seni suara tidak dapat dipisahkan
dari agama. Bahkan Siva terkenal sebagai Natarāja yaitu Dewa atas ilmu seni
tari. Dari kitab itu diperoleh keterangan tentang adanya tokoh penting lainnya,
Wrddhabhārata dan Bhārata. Wrddhabhārata terkenal karena telah menyusun
sebuah Gandharwaveda dengan nama Natyavedāgama atau dengan nama lain,
Dwadasasahari.
Natyasāstra itu sendiri juga dikenal dengan Satasahasri. Adapun Bhārata
sendiri membahas tentang rasa dan mimik dalam drama. Dattila menulis kitab
disebut Dattila juga yang isinya membahas tentang musik. Atas dasar kitab-kitab
itu akhirnya berkembang luas penulisan Gandharwaveda antara lain Nātya Śāstra,
Rasarnawa , dan Rasarat Nasamucaya
Uji Kompetensi
1. Jelaskan pengertian Upaveda
------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------
2. Jelaskan kedudukan Upaveda dalam Kitab Suci V
eda
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Sebutkan kitab yang termasuk dalam Upaveda
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
50
|
Kelas X SMA/SMK
4. Jelaskanlah isi dari kitab Itihāsa!
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
5.
Jelaskanlah pendapat anda tentang politik dan tata pemerintahan dari sudut pandang
Agama
Hindu!
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Refleksi Diri
1. Hal-hal baru apakah yang dapat pelajari dalam materi ini ?
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Buatlah kesimpulan dari materi yang telah dipelajari !
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
Paraf Guru
Paraf Orang Tua
Nilai
(........................................) (........................................)